Senin, 29 Juni 2015

Mengejar Gorila Punggung Perak di Uganda


Setelah sekian lama tidak pernah menulis untuk media, Februari lalu saya iseng-iseng menuliskan pengalaman gorila trekking di Uganda. Keisengan ini berawal ketika saya membersihkan beberapa file di iPhone dan menemukan "draft" cerita pejalanan di Uganda dalam aplikasi Notes. Pengalaman di Uganda memang menjadi salah satu bagian menarik ketika saya magang di Afrika Timur-tepatnya di Kenya, Rwanda, dan Uganda- meskipun Uganda justru negara tersingkat yang saya kunjungi. 

Pengalaman pergi ke Uganda menjadi salah satu perjalanan terseru karena saya berangkat dari Rwanda dengan bus umum bernama Jaguar (this bus is not as fancy as "the Jaguar", trust me!), harus melewati pemeriksaan paspor di perbatasan bersama-sama dengan para pengungsi, dan perjalanan dari Mbarara ke Bwindi Impenetrabel Park tempat gorila bermukim juga diwarnai dengan mobil mogok yang berhasil diatasi dengan menempelkan kotak jus buah di mesin mobilnya. Aneh bin ajaib! Pengalaman gorila trekking tentunya menjadi highlight utama. Oleh karena itulah saya mengembangkannya sebagai tulisan dan mengirimkannya ke Reader's Digest Indonesia. Alhamdulillah, ternyata RDI setuju memuatnya dan tulisan pun diterbitkan dalam RDI edisi Mei 2015.